AKUNTANSI
DAN LAPORAN KEUANGAN
A.
Definisi Akuntansi
Akuntansi adalah suatu proses mencatat,
mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta
kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang
yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan
serta tujuan lainnya.
Akuntansi berasal dari kata asing accounting yang
artinya bila diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia adalah menghitung atau
mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan di hampir seluruh kegiatan bisnis
di seluruh dunia untuk mengambil keputusan sehingga disebut sebagai bahasa
bisnis.
Berbagai pakar akuntansi memberikan definisi yang
berbeda-beda tentang akuntansi walaupun yang dimaksud adalah sama perbedaan
tersebut disebabkan disamping karena adanya sudut pandang berbeda latar
belakang, sosial ekonomi yang berbeda juga karena adanya perbedaan
penonjolan(penekanan).
Definisi akuntansi menurut :
AICPA dalam
Kusnadi dkk (1994 : 4)
memberikan pengertian tentang akuntansi adalah:
”Accounting is the art or recording classifying and summarizing in asignificant
manner and intern of money ,transaction and events which are in part at least,
of a financial character and interpreting the result there of ”
Definisi tersebut mengandung arti bahwa akuntansi
adalah keterampilan (seni) mencatat, mengklasifikasikan dan meringkas dengan
cara yang tepat(signifikan) dan dinyatakan setidak-tidaknya dengan uang
terhadap transaksi dan kejadian – kejadian yang setidak-tidaknya apat diukur
dengan uang serta menafsirkan segalah hasilnya.
Paul Grady
dalam Kusnadi dkk (1994 : 4)
“Akuntansi merupakan pokok pengetahuan yang berkaitan
dengan prosedur yang sistematis dalam pembuktian, pencatatan,
pengklasifikasian, penafsiran, dan memasok informasi yang tepat dan dapat
dipercaya mengenai transaksi dan kejadian kejadian yang setidak-tidaknya dapat
diukur dengan uang yang dibutuhkan oleh pihak menejement dan pelaksanaan
kesatuan bisnis beserta laporanya yang harus ada untuk memenuhi keperluan
perusahaan dan pertanggung jawabnya ”
Berdasarkan ke dua definisi tersebut diatas, maka
dapat dibandingkan definisi akuntansi yang dikemukakan oleh AICPA disatu
pihak dan definisi akuntansi yang dikemukakan oleh Paul Grady dipihak
lain, dimana definisi akuntansi yang dikemukakan oleh AICPA, akuntansi
hanya merupakan keterampilan/seni dan tidak dijelaskan hasil dari pengolahan
atas transaksi tersebut. sedangkan definisi akuntansi yang dikemukakan oleh Paul
Grady lebih menekankan pada proses dan prosedur akuntansi itu sendiri
sebagai bahan pertanggung-jawaban.
B.
Kegunaan Akuntansi
kegunaan
akuntansi secara universal, yaitu :
1. pemilik dapat melihat keuntungan
perusahaan secara pasti
2. pengontrolan biaya yang lebih mudah
3. pemantauan aset-aset perusahaan
4. likwiditas dan solvabilitas yang pasti
5. prediksi keuangan
sedangkan kegunaan akuntansi dalam dunia bisnis adalah :
1. Menyediakan informasi
ekonomi suatu perusahaan yang relevan untuk pengambilan keputusan investasi dan
kredit yang tepat.
2. Menjadi media
komunikasi bisnis antara manajemen dan pengguna eksternal mengenai posisi
keuangan, perubahan posisi keuangan dan arus kas perusahaan.
3. Memberikan potret yang dapat diandalkan mengenai
kemampuan menghasilkan laba dan arus kas perusahaan.
4. Menjadi bentuk
pertanggung jawaban manajemen kepada para pemilik perusahaan.
5. Menjadi gambaran
kondisi perusahaan dari satu periode ke periode berikutnya mengenai
pertumbuhan/kemunduran, dan memungkinkan untuk diperbandingkan dengan
perusahaan lain pada industri sejenis.
C.
Pengguna Informasi
Akuntansi
Pengguna informasi akuntansi memiliki berbagai karakteristik
dan cara pandang yang berbeda pula. Pengguna informasi akuntansi dapat
dikelompokkan menjadi 2, yaitu pengguna internal dan pengguna eksternal.
1. Pengguna Internal
Pengguna internal
adalah mereka yang menghasilkan keputusan yang berakibat langsung kepada
operasional perusahaan. Misalnya: dewan komisaris, dewan direksi, manajer dan
karyawan perusahaan.
2. Pengguna Eksternal
Pengguna eksternal
adalah mereka yang menghasilkan keputusan terkait secara langsung dengan
perusahaan. Misalnya: investor, kreditor, pemerintah, pemasok, pelanggan,
peneliti dan komunitas terkait.
a. Investor
Investor memerlukan
informasi akuntansi untuk mengetahui posisi keuangan serta perkembangan
perusahaan dan untuk menilai keberhasilan manajemen dalam mengelola perusahaan.
b. Kreditor
Pihak-pihak yang
termasuk kedalam kreditor adalah lembaga-lembaga keuangan seperti bank dan
lembaga keuangan bukan bank, serta pemasok yang melakukan penjualan secara
kredit kepada perusahaan. Mereka memerlukan informasi keuangan untuk dapat
mengetahui posisi atau prospek keuangan perusahaan, keadaan likuiditas, dan
solvabilitas perusahaan, sehingga resiko kredit macet dapat dikurangi.
c. Pemerintah
Pemerintah memerlukan
informasi akuntansi untuk perhitungan pajak.
D.
Fungsi Akuntansi
Fungsi
utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari
laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan sutu organisasi beserta
perubahan yang terjadi di dalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan
satuan ukuran uang. Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh
pihak manajer / manajemen untuk membantu membuat keputusan suatu organisasi.
E.
Prinsip Akuntansi
akuntan ini menyimpan seluruh transaksi bisnis
kepemilikan tunggal yang terpisah dari pemilik pribadi's transaksi bisnis.
Untuk tujuan hukum, kepemilikan tunggal dan pemiliknya dianggap satu kesatuan,
tetapi untuk tujuan akuntansi mereka dianggap dua entitas yang terpisah.
Kegiatan ekonomi diukur dalam dolar AS, dan transaksi
hanya yang dapat dinyatakan dalam dolar AS dicatat. Karena prinsip dasar
akuntansi, diasumsikan bahwa daya beli dolar belum berubah dari waktu ke waktu.
Akibatnya akuntan mengabaikan efek inflasi pada jumlah yang tercatat. Sebagai
contoh, dolar dari sebuah transaksi 1960 digabungkan (atau ditunjukkan dengan)
dolar dari sebuah transaksi 2010.
Prinsip akuntansi mengasumsikan bahwa adalah mungkin
untuk melaporkan kegiatan yang kompleks dan terus-menerus dari bisnis di
relatif singkat, interval waktu yang berbeda seperti lima bulan yang berakhir
31 Mei 2010, atau 5 minggu yang berakhir pada 1 Mei 2010. Misalnya, tagihan
pajak properti diterima pada tanggal 15 Desember setiap tahun. Pada laporan
laba rugi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010, jumlah ini dikenal,
tetapi untuk laporan laba rugi untuk tiga bulan yang berakhir 31 Maret 2010,
jumlah itu tidak dikenal dan perkiraan harus digunakan. Sangat penting bahwa
interval waktu (atau periode waktu) akan ditampilkan dalam pos pada setiap
laporan laba rugi, laporan ekuitas pemegang saham, dan laporan arus kas.
Pelabelan salah satu laporan keuangan dengan "31 Desember" tidak
cukup baik-pembaca perlu untuk mengetahui apakah pernyataan itu meliputi satu
minggu berakhir 31 Desember 2010, bulan yang berakhir 31 Desember 2010, tiga
bulan yang berakhir 31 Desember 2010 atau yang tahun yang berakhir 31 Desember
2010.
Dari gunanya seorang akuntan pandang, istilah
"" biaya mengacu pada jumlah yang dibelanjakan (kas atau setara kas)
ketika item pada awalnya diperoleh, apakah pembelian yang terjadi tahun lalu
atau tiga puluh tahun yang lalu. Untuk alasan ini, jumlah yang ditampilkan pada
laporan keuangan yang disebut biaya jumlah yang historis. Karena prinsip
akuntansi jumlah aktiva tidak disesuaikan untuk inflasi ke atas. Bahkan,
sebagai aturan umum, jumlah aktiva tidak disesuaikan untuk mencerminkan semua
jenis kenaikan nilai. Oleh karena itu, suatu jumlah aset tidak mencerminkan
jumlah uang perusahaan akan menerima jika itu untuk menjual aset dengan nilai
pasar saat ini. (Pengecualian Suatu investasi tertentu dalam saham dan obligasi
yang aktif diperdagangkan di bursa efek.) Jika anda ingin mengetahui nilai saat
ini dari aset perusahaan jangka panjang, Anda tidak akan mendapatkan informasi
ini dari laporan keuangan perusahaan-Anda butuhkan mencari di tempat lain,
mungkin untuk seorang juru taksir pihak ketiga.
- Prinsip Pengungkapan Penuh
Jika informasi tertentu yang penting bagi investor
atau pemberi pinjaman menggunakan laporan keuangan, bahwa informasi yang harus
diungkapkan dalam pernyataan atau dalam catatan atas pernyataan tersebut. Hal
ini karena prinsip akuntansi dasar bahwa banyak halaman dari "catatan
kaki" sering melekat pada laporan keuangan.
Sebagai contoh, katakanlah sebuah perusahaan bernama
dalam gugatan yang menuntut sejumlah besar uang. Ketika laporan keuangan disusun
tidak jelas apakah perusahaan akan mampu untuk mempertahankan diri atau apakah
mungkin kehilangan gugatan. Sebagai akibat dari kondisi ini dan karena prinsip
keterbukaan gugatan akan dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.
Sebuah perusahaan biasanya berisi kebijakan akuntansi
yang signifikan sebagai catatan pertama untuk laporan keuangan.
Prinsip akuntansi mengasumsikan bahwa perusahaan akan
terus eksis cukup lama untuk melaksanakan tujuan dan komitmen dan tidak akan melikuidasi
di masa mendatang. Jika situasi keuangan perusahaan adalah sedemikian rupa
sehingga akuntan percaya perusahaan tidak akan dapat melanjutkan, akuntan
disyaratkan untuk menyajikan penilaian ini.
Prinsip kelangsungan memungkinkan perusahaan untuk menunda
sebagian dari biaya dibayar di muka sampai periode akuntansi yang akan datang.
Prinsip akuntansi yang mengharuskan perusahaan untuk
menggunakan dasar akrual . Prinsip pencocokan mengharuskan bahwa biaya
dicocokkan dengan pendapatan. Sebagai contoh, beban komisi penjualan harus
dilaporkan pada periode ketika penjualan dibuat (dan tidak dilaporkan pada
periode ketika komisi yang dibayarkan). Upah kepada karyawan dilaporkan sebagai
beban dalam seminggu ketika karyawan bekerja dan tidak pada minggu ketika
karyawan dibayar. Jika sebuah perusahaan setuju untuk memberikan karyawan 1%
tahun 2010 yang pendapatan sebagai bonus pada tanggal 15 Januari 2011,
perusahaan harus melaporkan bonus sebagai beban tahun 2010 dan jumlah yang
belum dibayarkan pada tanggal 31 Desember 2010 sebagai kewajiban. (Beban
tersebut terjadi sebagai penjualan yang terjadi.)
Karena kita tidak bisa mengukur manfaat ekonomis masa
depan dari hal-hal seperti iklan (dan dengan demikian kita tidak bisa
mencocokkan biaya iklan dengan pendapatan pada masa mendatang yang terkait),
akuntan biaya jumlah iklan biaya pada periode yang iklan dijalankan.
- Prinsip Pengakuan Pendapatan
Dengan dasar akrual (sebagai lawan dari cash basis
akuntansi ), pendapatan diakui segera sebagai produk telah dijual atau layanan
telah dilakukan, tanpa menghiraukan kapan uang tersebut diterima. Under this
basic accounting principle, a company could earn and report $20,000 of revenue
in its first month of operation but receive $0 in actual cash in that month.
Berdasarkan prinsip akuntansi dasar, sebuah perusahaan dapat memperoleh dan
melaporkan pendapatan $ 20,000 di bulan pertama beroperasi tetapi menerima $ 0
dalam kas yang sebenarnya pada bulan tersebut.
Misalnya, jika ABC Consulting menyelesaikan pelayanan
dengan harga yang disepakati sebesar $ 1.000, ABC harus mengakui $ 1.000 dari
pendapatan secepat pekerjaannya dilakukan-tidak masalah apakah klien membayar $
1.000 segera atau dalam 30 hari. Jangan bingung pendapatan dengan penerimaan
kas.
Karena prinsip dasar atau pedoman akuntansi, akuntan
mungkin akan diizinkan untuk melanggar prinsip akuntansi yang lain jika
jumlahnya tidak signifikan. Profesional penilaian diperlukan untuk memutuskan
apakah suatu jumlah signifikan atau tidak. Contoh dari item jelas immaterial
adalah pembelian printer $ 150 oleh sebuah perusahaan sangat menguntungkan
multi-juta dolar. Karena printer akan digunakan selama lima tahun, prinsip
pencocokan mengarahkan akuntan untuk beban biaya selama periode lima tahun.
Pedoman materialitas memungkinkan perusahaan ini melanggar prinsip pencocokan
dan beban seluruh biaya sebesar $ 150 pada tahun itu dibeli. Pembenaran adalah
bahwa tidak ada seorang pun akan mempertimbangkan menyesatkan jika $ 150
dibebankan pada tahun pertama, bukan $ 30 yang dibebankan pada masing-masing
lima tahun yang digunakan.
Karena materialitas, laporan keuangan biasanya
menunjukkan jumlah dibulatkan ke dolar terdekat, ke pusat ribu, atau untuk satu
juta dolar terdekat tergantung pada ukuran perusahaan.
Jika situasi timbul di mana terdapat dua alternatif
yang bisa diterima untuk melaporkan item, konservatisme mengarahkan akuntan
untuk memilih alternatif yang akan menghasilkan laba bersih kurang dan / atau
kurang jumlah aset. Konservatisme membantu akuntan untuk "break dasi.
Tidak akuntan langsung menjadi konservatif. Akuntan diharapkan bias dan
objektif.
Prinsip dasar akuntansi konservatisme mengarah akuntan
untuk mengantisipasi atau mengungkapkan kerugian, tetapi tidak mengizinkan
tindakan yang sama untuk keuntungan. Sebagai contoh, potensi kerugian dari
tuntutan hukum akan dilaporkan pada laporan keuangan atau dalam catatan, namun
potensi keuntungan tidak akan dilaporkan. Juga, seorang akuntan dapat menulis
persediaan turun ke jumlah yang lebih rendah daripada biaya aslinya, tapi tidak
akan menulis persediaan sampai ke jumlah yang lebih besar daripada biaya
aslinya.
F.
Pengertian Laporan Keuangan
Laporan
keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang merupakan
suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun
buku yang bersangkutan. Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi
Keuangan:
“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses
pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca,
laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara
seperti misal, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan juga
termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut,
misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan
pengaruh perubahan harga”.
Dari
pengertian diatas laporan keuangan dibuat sebagai bagian dari proses pelaporan
keuangan yang lengkap, dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas
yang dibebankan kepada manajemen.
Penyusunan laporan keuangan disiapkan mulai dari
berbagai sumber data, terdiri dari faktur-faktur, bon-bon, nota kredit, salinan
faktur penjualan, laporan bank dan sebagainya. Data yang asli bukan saja
digunakan untuk mengisi buku perkiraan, tetapi dapat juga dipakai untuk
membuktikan keabsahan transaksi.
Laporan keuangan terdiri dari:
·
Neraca, menginformasikan posisi keuangan pada saat
tertentu, yang tercermin pada jumlah harta yang dimiliki, jumlah kewajiban, dan
modal perusahaan.
·
Perhitungan laba rugi, menginformasikan hasil usaha
perusahaan dalam suatu periode tertentu.
·
Laporan arus kas, menginformasikan perubahan dalam
posisi keuangan sebagai akibat dari kegiatan usaha, pembelanjaan, dan investasi
selama periode yang bersangkutan.
·
Catatan atas laporan keuangan, menginformasikan
kebijaksanaan akuntansi yang mempengaruhi posisi keuangan dari hasil keuangan
perusahaan.
Laporan
keuangan diharapkan disajikan secara layak, jelas, dan lengkap, yang
mengungkapkan kenyataan-kenyataan ekonomi mengenai eksistensi dan operasi
perusahaan tersebut. Dalam menyusun laporan keuangan, akuntansi dihadapkan
dengan kemungkinan bahaya penyimpangan (bias), salah penafsiran dan
ketidaktepatan. Untuk meminimkan bahaya ini, profesi akuntansi telah berupaya
untuk mengembangkan suatu barang tubuh teori ini. Setiap akuntansi atau
perusahaan harus menyesuaikan diri terhadap praktik akuntansi dan pelaporan
dari setiap perusahaan tertentu.
G.
Isi Laporan Keuangan :
1. Assets
( Harta )
Manfaat ekonomi yang mungkin terjadi yang diperoleh dan dikuasai oleh
perusahaan (entitas) karena ada transaksi / peristiwa masa lampau.
2. Liabilities ( Hutang )
Pengorbanan ekonomi yang sangat mungkin terjadi yang timbul dari kewajiban masa
kini suatu perusahaan untuk menyerahkan harta di masa depan sebagai akibat dari
transaksi / peristiwa masa lampau.
3. Equitas
( Aktiva Bersih )
Kepentingan yang tersisa atas harta perusahaan setelah dikurangi semua
kewajibannya.
4. Laba
Komprehensif / Comprehensif income
Semua perubahan dalam equity selama 1 periode terkecuali yang disebabkan oleh
investasi pemilik / pembagian keuntungan kepada pemilik.
5. Distribusi
kepada pemilik ( Distribution to Owner )
Pengurangan Net Assets entitas dari pemilik perusahaan yang disebabkan oleh
pentransferan assets pemberian jasa / terjadinya hutang oleh perusahaan kepada
pemilik dan bukan karena operasi normal perusahaan.
6. Investasi
oleh Pemilik ( Investment by Owner )
Peningkatan Net Assets perusahaan dari pemilik perusahaan sebagai akibat dari
penerimaan sesuatu yang berharga yang akan meningkatkan ownership (kepemilikan)
dalam entitas tersebut.
7. Pendapatan
( Revenue )
Peningkatan owner equity sebagai akibat dari aktifitas normal usaha perusahaan.
8. Beban
( Expants )
Pengorbanan yang terjadi selama melaksanakan kegiatan normal usaha umtuk
memperoleh pendapatan.
9. Keuntungan
( Gains )
Peningkatan / kenaikan Net Assets atas transaksi suatu perusahaan serta keadaan
yang mempengaruhi entitas perusahaan selama periode tertentu terkecuali dari
investasi dari pemilik (invesment by owner).
10. Kerugian
(Losses)
Pengurangan dalam Net Assets karena transaksi dari suatu perusahaan pada satu
periode tertentu terkecuali yang berasal dari beban (expants) dan distribusi
kepada pemilik.
H. Neraca
1. Neraca
adalah laporan yang menunjukkan posissi keuangan dari suatu perusahaan pada
saat tertentu. Posisi keuangan ini meliputi keadaan aktiva, kewajiban dan
ekuitas dari suatu perusahaan. Dengan cara menghubungkan pos-pos tertentu dlam
neraca, kita dapat menilai keadaan likuiditas, solvabilitas dan fleksibilitas
keuangan perusahaan. Oleh karena itu, neraca harus disusun secara sistematis
dengan menggunakan klasifikasi yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
2. Klasifikasi
dan penyajian pos-pos dalam neraca dilakukan sebagai berikut. Neraca dapat
disusun dengan menggunakan bentuk akun (rekening) atau bentuk laporan. Dalam
bentuk rekening (bentuk skontro) aktiva dilaporkan pada sisi sebelah kiri dan
kewajiban serta modal pemilik pada sebelah kanan. Dalam bentuk laporan, bagian
aktiva, kewajiban dan modal pemilik disusun secara vertikal (dari atas ke bawah).
Bentuk laporan ini lebih populer karena dapat membandingkan 2 buah neraca atau
lebih untuk tahun-tahun yang berurutan.
1. Aktiva
Lancar. Disajikan sesuai dengan urutan likuiditasnya, artinya pos yang segera
dapat dicairkan menjadi uang tunai disajikan di urutan paling atas.
2. Investasi.
Investasi perusahaan pada perusahaan anak atau pada perusahaan afiliasi harus
disajikan secara terpisah.
3. Aktiva
tetap. Dapat dibedakan menjadi aktiva tetap berwujud dan aktiva tidak berwujud.
Pos-pos aktiva tetap disajikan dalam neraca menurut kekekalannya. Aktiva tetap
yang umurnya paling panjang disajikan paling atas, sedangkan aktiva tetap yang
umurnya lebih pendek disajikan di bawahnya.
4. Aktiva
lain-lain. Klasifikasi aktiva lain-lain digunakan untuk menampung pos-pos aktiva
tidak lancar yang tidak dapat dikelompokkan dalam klasifikasi di atas.
5. Kewajiban
lancar. Pos-pos kewajiban lancar disajikan sesuai dengan urutan likuditasnya.
Utang lancar yang segera dibayar disajikan dalam urutan teratas.
6. Kewajiban
jangka panjang. Penyajian kewajiban jangka panjang harus mengungkapkan
ikatan-ikatan yang ada dalam kontrak utang jangka panjang yang bersangkutan,
seperti tingkat bunga, tanggal jatuh tempo, aktiva yang dijadikan jaminan dan
sebagainya.
7. Ekuitas
pemilik. Ekuitas merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan, yaitu hak
residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Ekuitas
disajikan dalam neraca berdasarkan kekekalannya. Jenis modal yang sifatnya
paling kekal disajikan paling atas, dan yang kurang kekal disajikan di
bawahnya.
I.
Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi (Inggris:Income Statement atau
Profit and Loss Statement) adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan
yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur
pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi)
bersih.
Unsur-unsur laporan laporan laba rugi biasanya terdiri
dari :
·
Pendapatan dari penjualan
o Dikurangi Beban pokok penjualan
·
Laba/rugi kotor
o Dikurangi Beban usaha
·
Laba/rugi usaha
o Ditambah atau dikurangi Penghaslan/beban lain
·
Laba/rugi sebelum pajak
o Dikurangi Beban pajak
·
Laba/rugi bersih
J.
Bentuk Laporan Laba Rugi
Laporan Laba-Rugi dapat dibuat dalam dua bentuk,
yaitu:
1. Bentuk
Single Step atau Langsung
Semua pendapatan dikelompokkan tersendiri di bagian
atas dan dijumlahkan, kemudian semua beban dikelompokkan tersendiri di bagian
bawah dan dijumlahkan. Jumlah pendapatan dikurangi jumlah beban, selisihnya
merupakan laba bersih atau rugi bersih.
2. Bentuk
Multiple Step atau Tidak Langsung
Pendapatan dibedakan menjadi pendapatan usaha dan
pendapatan di luar usaha, demikian juga beban dibedakan menjadi beban usaha
usaha dan beban di luar usaha. Pendapatan dan beban usaha disajikan pertama,
pendapatan dan beban di luar usaha disajikan.
Contoh Laporan Laba Rugi
-
LAPORAN LABA RUGI -
per 31
Desember 2008
Pendapatan
dari
penjualan
Rp. 99.980.000
Harga
Pokok
Penjualan
Rp. 25.000.000
---------------- (-)
Laba
Kotor
Rp. 74.990.000
Biaya
Operasional:
-
Biaya
Pemasaran
Rp. 5.000.000
-
Biaya Administrasi & Umum Rp. 1.250.000
-------------- (+)
Rp. 6.250.000
---------------- (-)
Laba
Usaha
Rp.
68.740.000
Pendapatan
Lain-lain
Rp. 125.000
--------------- (+)
Laba
sebelum Bunga dan
Pajak
Rp. 68.865.000
Bunga
Rp. 199.000
--------------- (+)
Laba
sebelum
Pajak
Rp. 69.064.000
Pajak
Rp. 1.275.000
--------------- (-)
Laba
Bersih
Rp. 67.789.000
==========
K.
Tujuan Laporan Keuangan
1. Memberikan
informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari
kegiatan usaha dalam mencari laba.
2. Menaksir
informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir potensi perubahan dalam
menghasilkan laba.
3. Memberikan
informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan kewajiban.
4. Mengungkapkan
informasi relevan lainnya yang dibutuhkan pada pemakai laporan.
5. Menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi
keuangan milik suatu perusahaan yang digunakan / yang bermanfaat bagi pengguna
Sumber: