Rabu, 11 Juni 2014

3.5. Pertumbuhan Ekonomi Schumpeter



Pertumbuhan Ekonomi Schumpeter

Teori Schumpeter ini pertama kali dikemukakan dalam bukunya yang berbahasa Jerman pada tahun 1911, lalu pada tahun 1934 diterbitkan dengan berbahasa Inggris yang berjudul The Theory of Economic Defelopment. Kemudian Joseph Alois Schumpeter menggambarkan teorinya yang lebih lanjut tentang proses pembangunan dan faktor utama yang menentukan pembangunan dalam bukunya yang berjudul Business Cycles pada tahun 1939.
Salah satu pendapat Schumpeter yang penting adalah landasan teori pembangunannya yaitu keyakinannya bahwa system kapitalisme merupakan system yang paling baik untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang pesat. Namun demikian, Schumpeter meramalkan secara pesimis bahwa dalam jangka panjang system kapitalisme akan mengalami kemandegan (stagnasi). Pendapat ini sama dengan kaum klasik.
Proses perkembangan ekonomi menurut Schumpeter, faktor utama yang menyebabkan perkembangan ekonomi adalah proses inovasi dan pelakunya adalah para innovator atau entrepreneur (wiraswasta). Kemajuan ekonomi suatu masyarakat hanya bisa diterapkan dengan adanya inovasi oleh para entrepreneur. Dan kemajuan ekonomi tersebut diartikan sebagai peningkatan output total masyarakat.
Dalam membahas perkembangan ekonomi, Schumpeter membedakan pengertian pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi walaupun keduanya merupakan sumber peningkatan output masyarakat. Menurut Schumpeter pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan output masyarakat yang disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi masyarakat tanpa adanya perubahan “teknologi” produksi itu sendiri. Misalnya kenaikan out put yang disebabkan oleh pertumbuhan stok modal tanpa perubahan teknologi produksi yang lama.
Sedangkan pembangunan ekonomi adalah kenaikan out put yang disebabkan oleh inovasi yang dilakukan oleh para wiraswasta. Inovasi ini berarti perabaikan “teknologi” dalam arti luar, miasalnya penemuan produk baru, pembukaan pasar baru dsb. Inovasi tersebut menyangkut perbaikan kuantitatif dari system ekonomi itu sendiri yang bersumber dari kreatifitas para wiraswastanya.
Pembangunan ekonomi berawal pada suatu lingkungan social, polotik, dan teknologi yang menunjang kreatifitas para wiraswastanya. Adanya lingkungan yang menunjang kreatifitas akan menimbulkan beberapa wiraswasta perintis yang mencoba menerapkan ide ide baru dalam kehidupan ekonomi. Mungkin tidak semua perintis tersebut akan berhasil dalam melakukan inovasi. Bagi yang berhasil melakukan inovasi tersebut akan menimbulkan posisi monopoli bagi pencetusnya. Posisi monopoli ini akan menghasilkan keuntungan di atas keuntungan normal yang diterima para pengusaha yang tidak berinovasi. Keuntungan monopolistis ini merupakan imbalan bagi para innovator dan sekaligus juga merupakan rangsangan bagi para calon innovator. Hasrat untuk berionovasi terdorong oleh adanya harapan memperoleh keuntungan monopolistis tersebut.

Unsur Utama Pembangunan Ekonomi
Unsur utama pembangunan terletak pada usaha melakukan kombinasi yang baru, yang ada dalam keadaan mantap. Kombinasi baru ini muncul dalam bentuk:
1.     Inovasi Terdiri atas 5 unsur :
1)    Pengenalan barang baru
2)    Pengenalan metode produksi baru
3)    Pembukaan pasar baru
4)    Penguasaan sumber penawaran baru bahan mentah atau barang semi manufaktur,dan
5)    Pembentukan organisasi baru pada setiap industri seperti penciptaan monopoli.
Menurut schumpeter, pengenalan produk baru dan perbaikan terus-menerus pada produk inilah yang membawa kepada pembangunan.
2.      Peranan Inovator
Schumpeter berpendapat bahwa peranan inovator tidak kepada kapitalis tetapi kepada pengusaha. karena pengusaha tidak menyediakan dana tetapi mengatur pemakaiannya.
Pengusaha didorong oleh 3 unsur :
1)    Keinginan untuk mendirikan kerjaan bisnis swasta
2)    Keinginan untuk menguasai dan membuktikan superioritasnya
3)    Kesenangan membuat dan mendapatkan sesuatu, atau sekedar menyalurkan kepintaran dan tenaga seseorang.
Sifat pengusaha tergantung pada lingkungan sosial budayanya. Untuk menjalankan fungsi ekonominya pengusaha memerlukan 2 hal :
1)    Adanya pengetahuan teknologi (untuk memproduksi barang-barang baru).
2)    Kemampuan mengatur faktor-faktor produksi dalam bentuk modal pinjaman.
Menurut Schumpeter, ada segudang pengetahuan teknologi yang belum dimanfaatkan, tetapi pengusaha sudah menggunakannya. Karena itu, modal pinjaman penting untuk memulai pembangunan.

3.     Faktor-faktor Penunjang Inovasi , Menurut Schumpeter ada 5 macam kegiatan yang termasuk sebagai inovasi yaitu :
1)    Di perkenalkannya produk baru yang sebelumnya tidak ada
2)    Di perkenalkannya cara berproduksi baru
3)    Pembukaan daerah-daerah pasar baru
4)    Penemuan sumber-sumber bahan mentah baru
5)    Perubahan organisasi industry sehingga efisiensi industry
4.     Proses Siklis
Investasi diasumsikan dibiayai dengan pengadaan kredit bank, maka investasi menaikkan pendapatan uang dan harga serta membantu menciptakan ekspansi kumulatif di seluruh perekonomian.
Schumpeter percaya pada adanya alun-panjang pasang – naik dan pasang –surut Kontratief dalam kegiatan ekonomi. Setiap alunan panjang  pasang naik, disebabkan karena inovasi dalam wujud produk baru. Schumpeter juga mengungkapkan  “Produksi massal berarti produksi untuk massa”, sekali pasang – naik itu berakhir, mulailah alunan panjang pasang-surut. schumpeter juga menggambarkan proses pembangunan kapitalis ini sebagai suatu “ destruksi kreatif”, yang membuat struktur ekonomi masyarakat lama terus-menerus diruntuhkan dan struktur baru terus dibangun diatasnya.
Tokoh kunci didalam analisa Schumpeter adalah pengusaha. Mereka menghasilkan pembangunan ekonomi dalam cara yang spontan dan terputus-putus. Dan “gerak siklis merupakan biaya pembangunan ekonomi di bawah kapitalisme”, suatu ciri tetap perjalanannya yang dinamis.
Dalam jangka panjang, kemajuan teknologi yang berkesinambungan akan menghasilkan kenaikan yang luar biasa dalam Output keseluruhan dan Output perkapita.

Selama teknologi berlangsung
tingkat laba akan positif.

            Karenanya,
sumber dana yang diinvestasikan tidak kering,
 
  dan begitupula kesempatan untuk berinvestasi.

            Oleh sebabnya , tidak ada pagu tingkat pendapatan perkapita yang ditetapkan a priori(berdasar teori daripada kenyataan yang sebenarnya) di dalam masyarakat kapitalis. Tetapi keberhasilan ekonomi kapitalis pada akhirnya akan menuju kepada keruntuhan. karena proses pembangunan kapitalis itu sendiri memperlemah lembaga dan nilai-nilai yang menjadi dasar bagi kelangsungan hidupnya.
5.     Runtuhnya Kapitalisme
1)    System kapitalis merupakan system yang paling cocok bagi timbulnya inovasi, pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi. Dengam demikian menurut Schumpeter bagi Negara-negara sedang berkembang yang berusaha mengejar kemajuan ekonomi (pertumbuhan out put) maka system kapitalisasi tersebut sangat sesuai untuk diterapkan.
2)     Schumpeter berpendapat bahwa dalam jangka panjang sistem kapitalis akan meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat sekaligus distribusi pendapatannya merata. Distibusi pendapatan yang semakin merata ini disebabkan oleh adanya inovasi-inovasi yang akan mengarah kepada barang-barang yang di konsumsi oleh orang banyak sehingga barang-barang menjadi melimpah.
3)    Menurut Schumpeter bahwa dalam jangka panjang system kapitalis akan “runtuh” karena adanya transformasi gradual di dalam system tersebut menuju kearah system yang lebih sosialistis. Ciri dari system kapitalis itu sendiri akan berubah justru karena kesuksesannya dalam mencapai kemajuan ekonomi dan kemakmuran. Dengan semakin makmurnya masyarakat maka akan terjadi proses perubahan kelembagaan dan perubahan pandangan masyarakat yang semakin jauh dari system kapitalis asli.

Sumber :
http://calonekonommuda.blogspot.com/2014/05/teori-pertumbuhan-ekonomi-menurut.html





Selasa, 10 Juni 2014

3.4. Pertumbuhan Ekonomi Bertahap



3.4. Pertumbuhan Ekonomi Bertahap
Walt Whitman Rostow atau yang lebih populer dengan panggilan Rostow,adalah tokoh pemikir ekonomi yang cukup dikenal pemikiran-pemikirannya.Teori pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh Rostow merupakan gardadepan dari
linear stage of growth theory
Pada dekade 1950-1960, teori Rostow banyak  mempengaruhi pandangan dan persepsi para ahli ekonomi mengenai strategi pembangunan yang harus dilakukan. Teori Rostow didasarkan pada pengalaman pembangunan yang telah dialami oleh negara-negara maju terutamadi Eropa. Dengan mengamati proses pembangunan di negara- negara Eropa, mulai dari abad pertengahan hingga abad modern, Rostow memformulasikan polapembangunan menjadi tahap-tahap evolusi dari suatu pembangunan ekonomiyang dilakukan oleh negara-negara tersebut.
Dalam bukunya yang berjudul The Stages of Economics Growth,
Rostow (1960) menyatakan bahwa pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang dapat menyebabkan:
1)    perubahan orientasi ekonomi, politik dan sosial yang padamulanya berorientasi kepada suatu daerah menjadi berorientasi keluar.
2)    perubahan pandangan masyarakat mengenai jumlah anak dalam keluarga yaitukesadaran untuk membina keluarga kecil
3)    perubahan dalam kegiatan investasimasyarakat dari melakukan investasi yang tidak produktif menjadi investasi ygproduktif.
4)    perubahan sikap hidup dari adat istiadat yang kurangmerangsang pembangunan ekonomi, seperti kurang menghargai waktu kerja danorang lain.

Kemudian, Rostow membagi proses pembangunan ekonomi suatu negara menjadi lima tahap yaitu :
1)    tahap perekonomian tradisional.
2)    prakondisi tinggallandas.
3)    tinggal landas.
4)    menuju kedewasaan.
5)    tahap konsumsi massatinggi.


Menurut W.W.Rostow  mengungkapkan teori pertumbuhan ekonomi dalam bukunya yang berjudulThe Stages of Economic Growth bahwa pertumbuhan perekonomian dibagi menjadi 5 yaitu:
1.     masyarakat Tradisional (The Traditional Society)
Rostow, melihat tahap – tahap perkembangan ekonomi pada tahap permulaan (tradisional) sebagai perekonomian yang memilih  fungsi  froduksi yang terbatas. Namun sebenarnya perubahan – perubahan ekonomi selalu ada. Hal ini dapatdiliatdari adanya perubahan didalam perdagangan dantingkat pertumbuhan produksi pertanian.
1)    Merupakan masyarakat yang mempunyai struktur perkembangan dalam fungsi – fungsi produksi yang terbatas.
2)    Belo ada ilmu pengetahuan dan teknologi modren
3)    Terdapat suatu batas tingkat output perkapita yang dapat dicapai
4)     
2.     Masyarakat prakondisi  untuk priode lepas landas (The Preconitions For Take Off)
Tahap ini tahap yang diberlakukan agar perkembangan ekonomi dapat lepas landas tahap ini biasanya di cirikan pertumbuhan perlahan – lahan dan inivasi.
1)    Merupakan tingkat pertumbuhan ekonomi dimana masyarakatsedang berada dalam proses transisi.
2)    Sudah mulai penerapan ilmu pengetahuan modern kedalam fungsi- fungsi produksi baru, baik dibidang pertanian maupun di bidang produksi.
3.     Periode lepas landas (The Take Off)
Tahap ini merupakan tercpainya perkembangan pesat pada sektor – sektor tertentu yang telah  menggunakan teknikproduksi modern. Dalam hal ini penerapan teknik – teknik baru dalam hal industri dapatberjalan dengan sendirinya.
1)    Merupakan interval waktu yangdi perlukan untuk mendobrak penghalang – penghalang pada pertumbuhan yang berkelanjutan.
2)    Kekuatan – kekuatan yang dapat mendorongpertumbuhan ekonomi diperluas
3)    Tingkat investasi yang efektif dan tingkat produksidapat meningkat
4)    Investasi efektif serta tabungan yang bersifat produktif meningkatatau lebih dari jumlah pendapatan nasional
5)    Industri – industri baru berkembang lebih cepat dan industri yang sudah ada mengalami ekspansi dengan cepat
4.     Gerak menujukedewasaan (Maturity)
Tahap ini memperlihatkan adanya kematangan ekonomi, yaitu suatu periode ketika masyarakat secara efektif menerapkan teknologi modern terhadap sumber – sumber ekonomi.
1)    Merupakan erkembangan terus menerus dimana perekonomian tumbuh secara teratur serta lapangan usaha bertambah luas dengan penerapan teknologi modern.
2)    Investasi efektif serta tabungan meningkatdari 10% himgga 20% dari pendapatan nasional dan investasi ini berlangsung secara cepat.
3)    Output dapat melampaui pertambahan jumlah penduduk
4)    Barang – barangyang dulunya di imfor kini sudahdapat dihasilkan sendiri
5)    Tingkat perekonomian mennjukan kapasitas bergerak melampaui kekuatan industri pada masa take off dengan penerapan teknologi modern.

5.     Tingkat konsumsi tinggi (high mass consumption)
1)    Sektor – sektor industri merupakan sektor yang memimpin (leading sector) bergerak kearah produksi barang – barang produksi tahan lama dan jasa – jasa
2)    Pendapatan rill perkapital selalu meningkat sehingga sebagian besar masyarakat mencapai tingkat konsumsi yang melampaui kebutuhan bahan pangan dasar, sandang, dan pangan
3)    Kesempatan kerja penuh sehingga pendapatan nasional tinggi
4)    Pendapatan nasional yang tinggi dapat memenuhi tingkat konsumsitinggi

Sumber :
http://ratioatmadja.blogspot.com/2014/05/teori-pertumbuhan-ekonomi-bertahap.html


3.3. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neoklasik



3.3. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neoklasik
Teori pertumbuhan ekonomi neoklasik
Teori pertumbuhan Neo-klasik melihat dari sudut pandang yang berbeda, yaitu dari segi penawaran. Menurut teori ini, yang dikembangkan oleh Abramovits dan Solow pertumbuhan ekonomi tergantung kepada perkembangan faktor-faktor produksi. Dalam persamaan, pandangan ini dapat dinyatakan dengan persamaan.

Ada tiga tokoh Neoklasik yang akan dibahas, yakni Robert Slow, Harrod Domar serta Joseph Schumpeter.

1.    Robert Solow
Robert Solow adalah ahli ekonomi yang memenangkan hadiah nobel pada tahun 1987. Solow berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi akan tercapai jika ada pertumbuhan output. Pertumbuhan output terjadi jika dua faktor input, yakni modal dan tenaga kerja dikombinasikan, sedangkan faktor teknologi dianggap konstan (tidak berubah). Adapun yang tergolong sebagai modal adalah bahan baku, mesin, peralatan, komputer, bangunan dan uang. Dalam memproduksi output, faktor modal dan tenaga kerja bias dikombinasikan dalam berbagai model kombinasi. Sehingga, bisa dituliskan dalam rumus sebagai berikut:
Q = f (C.L)
Q = Jumlah output yang dihasilkan
f = Fungsi
C = Capital (modal sebagai input)
L = Labour (tenaga kerja, sebagai input)

Rumus di atas menyatakan bahwa output (Q) merupakan fungsi dari modal (C) dan tenaga kerja (L). Ini berarti tinggi rendahnya output tergantung pada cara mengombinasikan modal dan tenaga kerja.
2.   Harrod dan Domar
Harrod dan Domar mengemukakan perlunya pembentukan modal sebagai syarat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang mantap (steady growth). Menurut mereka, bila pembentukan modal telah dilakukan pada suatu masa, maka pada masa berikutnya perekonomian akan sanggup memproduksi barang-barang dalam jumlah lebih besar. Keinginan masyarakat dalam pembentukan modal (berinvestasi) ditentukan oleh permintaan agregat (keseluruhan) dari masyarakat dan oleh MEC (Marginal Efficiency of Capital), yakni perbandingan antara pertambahan modal terhadap pertambahan output.

3.   Joseph Schumpeter
Menurut Joseph Schumpeter pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada inovasi dari para pengusaha (wiraswasta). Dalam hal ini, inovasi merupakan penerapan pengetahuan dan teknologi yang baru di dunia usaha. Inovasi memiliki pengaruh sebagai berikut:
Ø Diperkenalkannya teknologi baru.
Ø Menimbulkan keuntungan yang lebih tinggi.
Ø Menimbulkan imitasi inovasi, yaitu peniruan teknologi baru oleh pengusaha-pengusaha lain yang dapat meningkatkan hasil produksi.